QURBAN BUKAN SEKEDAR MENYEMBELIH HEWAN

Oleh: Itsbat
Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Palengaan

Qurban bukan sekadar menyembelih hewan. Ia bukan ritual fisik semata yang berakhir di bilah pisau atau pembagian daging. Lebih dari itu, qurban adalah simbol penghambaan total, wujud kepasrahan, dan bentuk keikhlasan seorang hamba kepada Allah SWT.

Jika kita menilik kembali kisah Nabi Ibrahim AS, maka jelas bahwa inti dari qurban adalah ketundukan tanpa syarat terhadap perintah Tuhan. Bagaimana mungkin seorang ayah rela menyembelih anaknya sendiri jika bukan karena ketaatan yang sempurna dan keyakinan yang utuh kepada Sang Pencipta? Di situlah nilai qurban yang sesungguhnya: bukan sekedar darah yang mengalir, tapi pada hati yang tunduk dan jiwa yang rela.

Sayangnya, dalam praktik modern, makna ini sering tereduksi. Banyak yang melihat qurban sebatas kegiatan tahunan atau ajang pamer kemampuan finansial. Padahal, esensi spiritual qurban adalah soal keikhlasan, melepaskan sesuatu yang dicintai demi menggapai ridha Allah. Ini adalah latihan spiritual untuk menanggalkan ego, mengikis rasa kepemilikan yang berlebihan, dan memperkuat iman.

Qurban adalah ajakan untuk merefleksi: apakah kita telah benar-benar menyerahkan diri kepada Allah dalam segala aspek hidup? Apakah kita mampu ‘menyembelih’ hawa nafsu, ego, dan keinginan duniawi demi menaati perintah-Nya?

Maka, mari kita maknai qurban bukan hanya sebagai ibadah lahiriah, tapi juga sebagai momentum untuk memperdalam kualitas penghambaan dan memperkuat ikatan spiritual kita dengan Allah SWT. Karena pada akhirnya, qurban yang diterima bukan daging dan darahnya, tetapi ketulusan dan ketakwaan kita.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *