KHAUF DAN RAJA\’ DALAM PUASA

\"\"

Oleh:
Moh. Lutfi, S. Hum., M. Pd.
Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pamekasan

KHAUF DAN RAJA\’ DALAM PUASA

Oleh:
Moh. Lutfi, S. Hum., M. Pd.
Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pamekasan

Kita sudah memasuki hari ke 4 bulan Ramadhan tahun 1441 H. Artinya sudah sekian hari kita menunaikan ibadah puasa. Walupun baru di awal-awal kita melaksanakan ibadah ini tapi sudah sewajarnya ada perasaan takut dan harap (khauf dan raja\’) terhadap puasa yg sedang dan akan kita laksanakan.
Sebab hati orang yang puasa hendaknya berada dalam situasi antara rasa takut puasanya hanya sekedar menahan rasa lapar dan dahaga (sehingga tidak berpahala) dan dengan penuh harap puasanya diterima Allah SWT. Karena pada dasarnya maksud dari puasa adalah dapat menahan hawa nafsu.
Puasa tidak hanya menahan diri dari dorongan rasa lapar dan haus yang dapat hilang saat berbuka, tetapi juga mencegah dari berbuat ghibah, namimah ataupun bohong. Semua jenis perbuatan ini dapat membatalkan pahala puasa. Karena itu hati-hati terhadap lima hal yg dapat membatalkan pahala puasa; berbohong, namimah(mengadu domba), ghibah (mengumpat atau memfitnah), sumpah palsu dan memandang dengan syahwat.
Secara umum ada tujuh perkara yang menjadi cermin adanya rasa takut kepada Allah di dalam dada seseorang:

  1. Terpelihara lisannya dari perkataan dusta, menghina dan berbicara omong kosong, dimana ia menggunakan lisannya hanya untuk zikrullah, membaca al-Qur\’an dan mempelajari ilmu;
  2. Terpelihara perutnya dari makanan yang haram;
  3. Terpelihara pandangannya dari melihat hal-hal yang diharamkan;
  4. Terpelihara tangannya dari mengambil sesuatu yg bukan menjadi haknya;
  5. Terpelihara kakinya dari perbuatan maksiat;
  6. Terpelihara hatinya dari perasaan hasut, iri, dan dengki;
  7. Terpelihara ibadahnya dari penyakit riya\’, ujub, yaitu ibadahnya ikhlas semata mengharap Ridha Allah.

Bilaman ketujuh hal tersebut ada dalam diri seseorang insya Allah dia termasuk yang puasanya diterima Allah SWT, tergolong orang bertaqwa, dan orang tersebut berada dalam jaminan ayat berikut:

\” Dan (kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan dari emas. Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, sedangkan kehidupan akhirat di sisi Tuhanmu hanyalah disediakan bagi orang-orang bertaqwa”. ( Az- zukhruf 43/:35)

Dan akan memperoleh kenikmatan surga yang tak terhingga seperti digambarkan dalam surat Ad-Dukhan ayat 51-57. Artinya:
“Sungguh, orang-orang yg bertaqwa berada dalam tempat yang aman, (Yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air, Mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadapan, Demikianlah, kemudian kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yg bermata indah. Di dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan dengan aman dan tenteram, Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya selain kematian pertama (di dunia). Allah melindungi mereka dari azab neraka, Itu merupakan karunia dari Tuhanmu. Demikian itulah kemenangan yang agung”.

Allah juga menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dari api neraka. Sebagaimana firman-nya dalam surat Maryam ayat 71-72 yang artinya:
“Dan tidak ada seorangpun di antara kamu yang tiddk mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan. Kemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zhalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut”.

Dengan perasaan takut dan harap (khauf dan raja\’) mudah-mudahan puasa kita diterima oleh Allah dan dimasukkan dalam golongan hamba-hamba-Nya yang bertaqwa sehingga mendapatkan apa yg dijanjikan oleh Allah SWT seperti yg tertulis dalam ayat tersebut di atas. Amin ya rabbal a\’lamin….

Pamekasan, 4 Ramadhan 1441 H / 27 April 2020

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *