Disaksikan Kepala Kemenag, KH. Muddatstsir Badruddin Bimbing Mualaf Asal NTT

PAMEKASAN – KH. Muddatstsir Badruddin, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen membimbing \’tasbih\’ pria mualaf asal Nusa Tenggara Timur (NTT) Selasa malam (04/08/2020) di Masjid An-Nasor, Kompleks Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen, Potoan Laok, Palengaan, Pamekasan, Jawa Timur.

Proses pentasbihan tersebut disaksikan oleh H. Fandi, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan, didampingi Ilyasak Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Pamekasan.

Selain itu, KH. Ali Rahbini Abdul Latif, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan dan Sri Sugiarto, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Palengaan yang mewakili Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pamekasan juga menyaksikan proses tersebut.

Sebelum membimbing pentasbihan, KH. Muddatstsir mengungkapkan, proses tersebut terasa sangat istimewa, lantaran dilakukan di hadapan ribuan santri dan pengurus pesantren.

\”Kalau Hidayah sudah datang, maka tidak perlu diperpanjang, siapapun tidak bisa merintangi. Kalau hidayah tidak datang, Abu Jahal paman Rasulullahpun tidak masuk Islam,\” jelas Mustasyar PWNU Jawa Timur tersebut.

Sementara itu, Alosius Kadi Malo, pria 30 tahun yang mendapat bimbingan mengaku bahagia bisa dibimbing langsung oleh KH. Muddatstsir Badruddin dan perubahan nama menjadi Mohammad Sulaiman Malo.

\”Kemudian saya sungguh merasa bahagia, bahwa saat ini saya dikukuhkan dan dibimbing ulang oleh RKH. Moh. Muddatstsir Badruddin, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen, Pembina Yayasan Al-Miftah dan Mustasyar PWNU Jawa Timur,\” ucapnya.

Proses tersebut, menurut H. Fandi, merupakan suatu hal yang sangat luar biasa, mengingat pihaknya menyaksikan langsung proses pentasbihan di hadapan ribuan santri itu.

\”Setelah ini, kami akan memberikan sertifikat ikrar sebagai tanda saudara Mohammad Sulaiman Malo secara resmi telah menjadi mualaf,\” paparnya.

Sebagai informasi, Mohammad Sulaiman Malo memgaku mengenal Islam sejak tahun 2018 silam. Ia mengaku hatinya tersentuh melihat ketenangan umat Islam saat melaksanakan salat. Ketika itu pula, ia bertemu Iwan, mantan Kepala Desa Blumbungan Pamekasan. Kepada Iwan, Alosius mengutarakan niatnya memeluk agama Islam. Iwan pun membimbing Alosius membaca dua kalimat syahadat.

Ketika di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) kelas 2 Pamekasan, Alosius bertemu Ustaz Fathorrohman dan dibimbing membaca dua kalimat syahadat disaksikan oleh Junaidi (Kepala Desa Bumbungan waktu itu), Muhammad Saleh (Pegawai Lapas), Kris (Dokter Lapas).


Pewarta: Nawawi
Editor: Aboonk


Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *