

Pamekasan, Tlanakan – Jumat malam, 10 Oktober 2025, suasana Lailatul Ijtimak Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Branta Pesisir terasa berbeda. Wahyudi, Penyuluh Agama Islam dari Kecamatan Tlanakan, hadir dengan semangat baru: memperkenalkan Panca Cinta sebagai bagian dari Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang diinisiasi oleh Kementerian Agama RI.
Kurikulum Cinta ini merupakan pendekatan pendidikan yang sedang digaungkan Kementerian Agama sebagai upaya membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga matang secara spiritual, emosional, dan sosial.

Wahyudi menyampaikan bahwa Panca Cinta terdiri dari:1. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya,2. Cinta terhadap ilmu,3. Cinta terhadap lingkungan,4. Cinta kepada diri sendiri dan sesama manusia,5. Cinta kepada tanah air. Ia menekankan bahwa kelima nilai tersebut sangat relevan dengan ajaran Islam dan memiliki dasar kuat dari Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW.“Ini bukan sekadar teori, tapi nilai-nilai yang harus kita tanamkan sejak dini.
Anak-anak kita butuh cinta, bukan hanya pelajaran. Cinta yang membentuk karakter dan akhlak,” ujar Wahyudi di hadapan para peserta. Sebagai bagian dari upaya menyongsong Indonesia Emas 2045, Kurikulum Cinta yang diperkenalkan Kementerian Agama ini diharapkan bisa menjadi solusi dalam menghadapi tantangan zaman—dari krisis moral, intoleransi, hingga rendahnya empati sosial.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari para peserta Lailatul Ijtimak. Mereka berharap gagasan Kurikulum Cinta ini bisa segera di aplikasikan lebih luas, baik di lingkungan pendidikan formal maupun non-formal.